Om Swastiastu

┌(˘⌣˘ƪ(•˘⌣˘)┐...Yori Pratana's Private Blog...┌(˘⌣˘•)ʃƪ(•˘⌣˘)┐

06 Maret, 2011

FLASHBACK - pengerupukan tahun lalu

gimana ya cerita awalnya?
semua brjalan tanpa rencana. dari pertma cumn pingin skedar hunting foto ogoh" sbelum pawai. w/ tara .pas itu kita kenal sama orang asal celuk ,Ari Wiguna .kita ngajak ketemuan ,wakakakaka.
yawes lita lgsung ke celuk smbil sensud ogoh" spanjang jalan dari klungkung -celuk .Nah ,di Celuk kita heboh mamen nyari orang yg namanya Ari Wiguna ,soalny mukaknya sama stu sama lain -___- karena belum ketemu mana yg dicari ,akhirny kita ke batubulan khususnya banjar tegaltamu buat ngeliat ogoh" yg katanya kueren beuts ... balik lagi ke celuk ,brhenti di deoan rumah orang ,nd dikira org pacaran yg lg brantem (aku ngidih pulang ,tara ngidih nyari Ari Wiguna)
trnyata karna kita ngerepak nyari Ari Wiguna ,satu Banjar disana yg lg ngumpul didepan ogoh" mreka masing m
asing HEBOH karena kita nyari AW -__- eh ,susah susah nyari ,pas ketemu ,orangny tengal .iuh .trus balik ke gianyar .tpi galengkap kalo ga ke Ubud ,tp ad prempatan yg ad plang bacaan nya [UBUD ] yawes kita asal belok .lurus lurus dari singapadu kaja ,batuan ,lotunduh ,dan akhirnya tiba di pengosekan \(´▽`)/ (dgn tanya kanan kiri)
well ,sampek di pengosekan lgsung ke Monkey Forest .veerrrryyy awsome ,udaranya sejuk ,ada siluet ,ad monyet monyet ,sepi
(˘⌣˘) kita fotoan deng disana ..
. smpek skrg masih teringat di hati .

dari sana kita balikke gianyar ,sepanjang jalan ,JEDAG JEDUG JEDAG JEDUG ┐(‾.‾")┐ ┌("‾.‾)┌ suara plugplugan .

smpek gianyar ke angkling yg nembus ke desa beng yg kita cintai .pas sunset lagih .jadi dari balik pohon pohon kelapa gituh muncul cahaya matahari .trus kita kliling gianyar smpek sepi nd mampir kerumah kak cheking putra budjana sambil ngasi sel
amet nyepi .

well ,finished ,ujungnya kita nonton pawai ogoh" menyambut tahun baru caka 1932 di prempatan taman kota gianyar ƪ(•˘⌣˘)┐┌(˘⌣˘•)ʃ

never forget that .




flashback silence day 1932 :)

05 Maret, 2011

SILENCE DAY

Banyak kalangan lain di luar umat Hindu melihat keunikan tersendiri bagi umat Hindu Nusantara dalam merayakan Tahun Barunya. Umat lain di hari Tahun Baru-nya merayakan dengan kemeriahan, pesta makan � minum, pakaian baru, dan sebagainya. Umat Hindu, justru di Tahun Baru Saka yang jatuh pada �Penanggal Ping Pisan Sasih Kadasa� menurut sistim kalender Hindu Nusantara, merayakannya dengan sepi yang kemudian bernama �Nyepi� artinya membuat suasana sepi, tanpa kegiatan (amati karya), tanpa menyalakan api (amati gni), tanpa melakukan perjalanan keluar rumah (amati lelungaan) dan tanpa hiburan (amati lelanguan) yang dikenal dengan istilah �Catur berata penyepian�. Di hari itu umat Hindu melakukan tapa, berata, yoga, samadhi untuk menyimpulkan serta menilai Trikaya pribadi-pribadi dimasa lampau dan merencanakan Trikaya Parisudha dimasa depan. Di hari itu pula umat mengevaluasi dirinya, seberapa jauhkah tingkat pendakian rohani yang telah dicapainya, dan sudahkah masing-masing dari kita mengerti pada hakekat tujuan kehidupan di dunia ini. Dengan amati karya, kita mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan tapa, berata, yoga, dan samadhi; dalam suasana amati gni, pikiran akan lebih tercurah pada telusuran kebathinan yang tinggi; pembatasan gerak bepergian keluar rumah berupa amati lelungaan akan mengurung diri sendiri di suatu tempat tertentu untuk melakukan tapa, berata, yoga, samadhi. Tempat itu bisa dirumah, di Pura atau di tempat suci lainnya. Tentu saja dalam prosesi itu kita wajib menghindarkan diri dari segala bentuk hiburan yang menyenangkan yang dinikmati melalui panca indria. Kemampuan mengendalikan Panca Indria adalah dasar utama dalam mengendalikan Kayika, Wacika dan Manacika sehingga jika sudah terbiasa maka akan memudahkan pelaksanaan Tapa Yadnya. Walaupun tidak dengan tegas dinyatakan, pada Hari Nyepi seharusnya kita melakukan Upawasa atau berpuasa menurut kemampuan masing-masing. Jenis-jenis puasa antara lain : tidak makan dan minum selama 24 jam, atau siang hari saja, atau bentuk puasa yang ringan yaitu hanya memakan nasi putih dengan air kelapa gading yang muda. Setelah Nyepi, diharapkan kita sudah mempunyai nilai tertentu dalam evaluasi kiprah masa lalu dan rencana bentuk kehidupan selanjutnya yang mengacu pada menutup kekurangan-kekurangan nilai dan meningkatkan kwalitas beragama. Demikianlah tahun demi tahun berlalu sehingga semakin lama kita umat Hindu akan semakin mengerti pada hakekat kehidupan di dunia, yang pada gilirannya membentuk pribadi yang dharma, dan menjauhkan hal-hal yang bersifat adharma. Hari Raya Nyepi dan hari-hari Raya umat Hindu lainnya merupakan tonggak-tonggak peringatan penyadaran dharma. Oleh karena itu kegiatan dalam menyambut datangnya hari-hari raya itu semestinya tidak pada segi hura-hura dan kemeriahannya, tetapi lebih banyak pada segi tatwa atau falsafahnya. Seandainya mayoritas umat Hindu Nusantara menyadari hal ini, pastilah masyarakat yang Satyam, Siwam, Sundaram akan dapat tercapai dengan mudah.